KOMPREHENSIF UAS FARMAKOEPIDEMOLGI

 

KOMPREHENSIF UAS FARMAKOEPIDEMOLOGI

UU yang berhubungan dengan Ketersediaan Obat

·         UU No 23, Tahun 2014 membahas pada pemabahsan kesehatan menyatakan bahwa

o   Ketersediaan obat dari pusat diterapkan melalui Obat Program Nasuinal

o   Ketersediaan obat dari PEMDA diatur pada obat untuk Pelayanan Kesehatan dasar (PKD) dan Obat Program Nasional (Pada kondisi Tertentu

·         Pelayanan Kefarmasian

o   Pusat dan daerah diatur melalui NSPK, TOT, Monev dan Bimbtek

o   Pemda Kab/Kota melalui peningkatan kualitas SDM, Pemberdayaan Masyarakat dan peningkatan sarana prasarana

·         UU No 36 Tahun 2009 Pasal 108 Tentang Kesehatan

o   Praktek kefarmasian meliputi Pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian obat, pelayanan obat dengan resep dokter, PIO dan pengembangan Obat

o   Secara regulasi aturan ini dirujuk lebih lanjut melalui PP No. 51 Tahun 2009.

·         Formularium Nasional dikeluarkan berdasarkan SK Menkes No 328/Menkes/SK.VIII/2013 dengan melibatkan 29 Kelas Terapi dan 93 kelas sub terapi

Pelayanan Kefarmasian di Apotek

·         Pelayanan kefarmasian di apotek diatur secara legitimasi melalui PP 51 Tahun 2009.

·         Berdasarkan PMK Th 2014 Pelayanan kefarmasian harus memiliki fokus pada orientasi manusia (patient oriented),

·         Sasaran itama dari program kefarmasian adalah untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat rasional untuk mencapai pelayanan kesehatan yang optimal

·         Pemilihan terapi pada farmasi menggunakan acuan pada Fornas dan DOEN




·         Sesyau dengan UU 36 Th 2009 Pelayanan kefarmasian harus mampu mengendalikan ketersediaan sediaan farmasi di apotek dan memastikan keterjangkauan dari distribusi sediaan Farmasi

·         Pengelolaan Sediaan farmasi meliputi pengendalian mutu seperti menjaga kondisi penyimpanan obat sesuai denga ketentuan, pengadaan seperti pada proses perencanaan pengadaan hingga proses pemesanan obat ke distributor, Distribusi obat seperti adanya PIO, Meso serta melakukan konseling pada pasien, melayani obat keras hanya dengan resep dokter dan menerapkan layanan swamedikasi.

·         Dalam perkembangannya seorang farmasi melakukan kolaborasi untuk menciptakan kemanan dari penggunaan sediaan farmasi sehingga dapat menciptakan kondsi patient safety.

·         Swamedikasi merupakan bagian dari kewenangan seorang farmasis untuk memberikan dan merekomendasikan terapi kepada pasien dengan ruang lingkup terapi obat bebas, bebas terbatas dan obat keras. Aopteker hanya berwenang untuk melakukan konseling dan memberikan terapi sesuai dengan ruang lingkup namun tidak dapat mendiagnosa karena diagnose merupakan wewennag dari seorang dokter.

Klasifikasi MESO

·         Meso merupakan respon obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang diberikan pada dosis utnuk manusia dengan tujuan profilaksis, diagnose dan terapi

·         Klasifikasi Efek Samping Obat Meliputi :

o   Reaksi Akbat penyakit Bawaan seperti alerfi maupun kelainan genetic

o   Kelaianan yang didapt pada pasien karena ada penyakit

o   Kelainan akbat bentuk dan cara pemberian obat akiba respon berlebihan, perubahan BA, Reaksi akibat pemberian yang kurang tepat

o   Interaksi Obat

TIM MESO DI RUMAH SAKIT

·         Tim MESO dalam PFT meliputi

o   Klinisi Terkait

o   Ahli farmakologi

o   Apoteker

o   Perawat

Faktor Resiko Meso

·         Faktor Penentu Kejadian ESO/ROTD

o   Onset of Reaction

Respon abnormal pada proses maupun pasca pengobatan pada pasien

o   Dosis Obat yang Diberikan

Perbedaan farmakokinetik mempengaruhi pemberian dosis obat

o   Umur

Perubahan distribusi obat

Penurunan kapasitan pengikatan protein

Perbedaan Sensitivitas Obat

o   Penyakit dan Variabel Keadan Patofisiologis

Pengturan Farmakokinetik

Sensivitas Jaringan

o   Jenis Kelamin

Permpuan memiliki resiko ESo lebih tinggi karena besal dari Obsgyn, penggunaan obat yang lebih banyak, Respon Hormonal

o   Riwayat Alergi aatau reaksi pada obat

Orang yang terkenal alergi pada obat cenderung beresiko mengalami ESO

o   Multiple Drug Therahy

Semakn banyak obat yang diberikan semakin besar kemungkinan ESO/ROTD karena Interaksi Obat

o   Faktor Ras atau genetic

TIM INTERPROFRSIONAL

·         Tim pada program Interprofesional meliputi

o   Dokter

o   Perawat

o   Bidan

o   Apoteker

o   Nutrisionis (Ahli Gizi)

o   Teknsis Medis

o   Terapi Fisik (Fisioterapi)

TUJUAN KERJA INTERPROFESIONAL

·         Tujuan adanya Kolaborasi Interprofesional adalah :

o   Meningkatkan percepatan, efektivitas dan efesiensi upaya kesehatan

o   Meningkatkan saling pengertian antar profesi

o   Meningkatkan hubungan saling percaya

o   Membuka peluang untuk saling membantu

o   Meningkatkan daya, kemampuan, dan kekuatan

o   Meningkatkan rasa saling menghargai

o   Meingkatkan hubungan saling memerlukan dalam pelayanan

Terwujudnya Interprofesional

·         Strategi dalam mewujudkan kolaborasi interprofessional meliputi :

o   Komunikasi yang terbuka

o   Peran dan tanggung jawab yang jelas

o   Tujuan yang jelas

o   Saling menghargai

o   Tanggung jawab bersama untuk kesuksesan tim

o   Pengakuan dan pengolahan konflik

o   Perlunya mekanisme untuk mengevaluasi hasil

·         Domain untuk mengetahui kompetensi dalam kolaborasi interprofessional meliputi

o   Penerapan Nilai – Nilai/ etika praktek Interprofesional

o   Adanya peran dan rasa tanggung jawab

o   Adanya Komunikasi Interprofesional

o   Adanya Kerjasama Tim

Pedoman DOEN

·         Pengertian      : DOEN Perpakan panduan yang berisi daftar obat yang paling dibutuhkan dan diuapayakan untuk ada di Faskes

·         Pedoman DOEN Terbaru adalah pada tahun 2021 dan 2013 dan teradpat revisi ada tahun 2014

Kriteria DOEN

·         Memiliki rasio manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan penderita. 

·         Mutu terjamin. 

·         Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaa n oleh penderita. 

·         Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-costratio) yang tertinggi. 

·         Bila terdapat satu pilihan yang memiliki efek terapi se rupa dipilih obat yang sifatnya paling banyak diketahu i berdasarkan data ilmiah. 

·         Untuk obat kombinasi tetap, harus menunjukkan khas iat dan keamanan yang lebih tinggi.

DAFTAR OBAT DOEN

            Daftar Obat DOEN Puskesmas dapat dilihat disini (Tinggal Klik)

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembahasan FTS Steril : Injeksi Rekonstitusi

10 Website Jurnal Kesehatan Indonesia Gratis : Website Jurnal Kesehatan, Jurnal Kesehatan dengan Biaya Publikasi Gratis

Handbook Pharmacotheraphy : Panduan Lengkap untuk Praktisi dan Mahasiswa Kesehatan