Tanaman Pecut Kuda (Starchytarpheta jamaicensis)

 Tanaman Daun Pecut Kuda

(Starchytarpheta jamaicensis (L) Vahl)

Tanaman Daun Pecut Kuda (Starchytarpheta jamaicensis)

Tanaman Pecut kuda dikenal di beberapa daerah dengan nama yang berbeda seperti biron, karomenal, sekar laru (jawa), jarong, jaronglalaki (Sunda) daun rai-rai (maluku dan daun sangko hidung (sulawesi) (Illing et al., 2021). Tumbuhan pecut kuda merupakan tumbuhan terna tahunan yang memiliki postur tegak dengan tinggi pada kisaran 20 hingga 90 cm. tumbuhan ini memilii daun tunggal, letak berhadapn, berbentuk bulat telur dengan tepi bergerigi. Tumbuhan ini memiliki bunga dengan warna ungu dengan ukuran yang relatif kecil (Hidayah et al., 2022).


(Area Tumbuh Tanaman Daun Pecut Kuda, Pamera 2023)


Berikut klasifikasi (NCBI Taxonomy, 2023)
        Kingdom         : Plantae
        Divisi              : Magnoliophyta
        Kelas               : Magnoliophyta
        Ordo                : Lamiales
        Famili              : Verbenaceae
        Genus              : Starchytarpheta
        Spesies             : Starchytarpheta jamaicensis (L) Vahl 

Tanaman Pecut Kuda (Starchytarpheta jamaicensis)

Tanaman pecut kuda dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah dan dataran tinggi namun tumbuhan yang hidup didaerah dataran tinggi cenderung memiliki aktivitas dari metabolit sekunder yang lebih optimal dibandingkan dengan tanaman pecut kuda yang tumbuh di dataran rendah (Daniel et al., 2020).

Tanaman ini memiliki beberapa bagian yang digunakan sebagai sumber pengobatan tradisonal (herbal) yang meliputi bagian Daun (Pamera, 2023),  akar, batang dan bagian bunga.

Daun Pecut Kuda (Starchytarpheta folium)

Daun pecut kuda merupakan bagian dari tanaman pecut kuda yang paling sering dimanfaatkan sebagai media terapi alternatif. Ciri morfologi dari daun pecut kuda adalah bentuk daun oval mendekati elips dengan panjang daun berkisar antara 2-12 cm dan lebar 1-5 cm (Udodeme et al., 2016; Yadav et al., 2021). Daun pecut kuda memiliki warna hijau keabuabuan dengan puncak daun berbentuk bulat runcing dengan tangkai daun menyirip (Liew, 2016). Daun pecut kuda sebaiknya diambil dari tanaman yang tumbuh di area perbukitan atau dataran tinggi karena kadar metabolit sekundernya yang lebih baik (Daniel et al., 2020). Pemanenan daun pecut kuda dilakukan di untuk menjaga metabolit sekundenya berada dalam kondisi optimal dengan pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari yang ditutup menggunakan kain hitam.

Daun pecut kuda memiliki kemampuan antibakteri yang berasal dari berbagai kandungan metabolit sekuder yang meliputi saponin, terpenoid dan tannin dan fenol (Thangiah, 2019). Daun Pecut kuda bekerja dengan mekanisme concenteration dependent atau bergantung pada konsentrasi dengan kosnterasi hambat yang diperoleh dimulai dari konsentrasi 10 ppm (Liew, 2016).

Tanin yang berada dalam ekstrak pecut kuda bekerja sebagai agen antibakteri dengan jalan meninaktivasi enzim, fungsi genetic dan merusak permebialitas dari bakteri sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Sivaranjani et al., 2023). Fenol bekerja dengan sebagai toksin pada protoplasma dan mendenaturasi protein dalam sel bakteri yang kemudian berjalan seiring dengan rusaknya membrane sel dan menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri (P. N. Ramadhani et al., 2023). Terpenoid bekerja dengan mekanisme reaksi dengan purin yang terdapat pada membrane sel terluar sehingga menimbulkan kekurangan nutrisi pada bakteri sehingga terjadi pertumbuhan yang terhambat dan disertai bakteri yang lisis. (Oliva et al., 2015). Saponin layaknya surfaktan pada umumnya bekerja untuk menurunkan tegangan permukaan dari dinding sel bakteri yang cenderung lipofilik yang menimbulkan lisis dan dipisahkan oleh molekul saponin yang bersifat hidrofilik. (Ramayani et al., 2021). 

Studi mengenai kemampuan ekstrak pecut kuda sebagai antibakteri juga telah dianalisissecara in-silico dengan pendekatan molecular docking. Hasil analisis menunjukan bahwa kandungan luvagetin yang dapat bekerja sebagai antibakteri dan antifungi dengan mekanisme inhibisi NO dan PGE2 dalam sel BV2 sementara xanthyletin bekerja membantu luvagetin sehingga dapat merusak peptidoglikan, flagellin dan dectin sehingga menimbulkan kerusakan sel pada bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri (J. Utami et al., 2022).  

Daftar Pustaka

Hidayah, Z. A., Shafirahaq, S. N., Widiastuti, S., Jalu, B., Lamiasuh, Pawestri, E., Cahyo, J. N., &    Sa’adah, M. (2022). Tumbuhan Etnomedisin di Kawasan Turgo (1st ed.). LeutikaPrio. 

Illing, I., Sukarti, & Rustam, F. (2021). Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Daun Pecut Kuda (Starchytarpheta jamaicensis L) menggunakan GC-MS. Cokroaminoto Journal of    Chemical Science, 3(2), 2– 5. 

Daniel, S., Elizabeth, B. E. K., & Anggara, M. (2020). The Effect of Growth Location on Flavonoid, Phenolic, Chlorophyll, Carotenoid and Antioxidant Activity Levels in Horse Whip                    (Stachytarpheta Jamaicensis). Bioma, 22(2), 143–149. 

Liew, P. M., & Yong, Y. K. (2016). Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl: From Traditional Usage to Pharmacological Evidence. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2016. https://doi.org/10.1155/2016/7842340

Ramayani, S. L., Hastuti, R. S., Hapsari, G. V., Prabandaru, B. T., & Widiyarini, D. (2021). The Solvent Effect of Hand sanitizer Formulation from Pecut Kuda (Stachytarpheta jamaicensis [L] Vahl) extract. Journal of Physics: Conference Series, 1764(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1764/1/012020 

Thangiah, A. S. (2019). Phytochemical screening and antimicrobial evaluation of ethanolic-aqua extract of stachytarpheta jamaicensis (L.) vahl leaves against some selected human pathogenic bacteria. Rasayan Journal of Chemistry, 12(1), 300–307. https://doi.org/10.31788/RJC.2019.1215042 

Utami, J., Diana, S., Arifin, R., Taufiqurrahman, I., Nugraha, K. A., Sari, M. W., & Wardana, R. Y. (2022). Antibacterial activity of Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl roots extract on some bacteria proteins: An in silico and in vitro study. Journal of Pharmacy and Pharmacognosy Research, 10(6), 1087– 1102. https://doi.org/10.56499/jppres22.1474_10.6.1087

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembahasan FTS Steril : Injeksi Rekonstitusi

10 Website Jurnal Kesehatan Indonesia Gratis : Website Jurnal Kesehatan, Jurnal Kesehatan dengan Biaya Publikasi Gratis

Handbook Pharmacotheraphy : Panduan Lengkap untuk Praktisi dan Mahasiswa Kesehatan