PEMBAHASAN Praktikum Farmasi Klinis "Pharmaceutical Care Hepar"

 

Pembahasan

 

            DILI (Drug Induced Liver Injury) adalah suatu kejadian yang timbul akibat efek samping penggunaan obat, di mana hal ini dapat terjadi pada hampir semua jenis obat dan berpotensi menyebabkan gangguan pada fungsi hati. Beberapa kasus DILI umumnya bersifat tidak berbahaya dan dapat membaik setelah obat tersebut dihentikan (Teschke, 2019).

            Penilaian tingkat keparahan DILI pada pasien diukur menggunakan skor RUCAM (Roussel Uclaf Causality Assessment Method). RUCAM digunakan sebagai metode penilaian terhadap kondisi klinis, biokimia, serologi, dan radiologi kerusakan hati yang mencerminkan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi hati pada penggunaan obat tertentu (Livertox, 2019). Dalam kasus ini, diketahui bahwa pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan mual selama 4 hari terakhir, disertai muntah, demam, dan penurunan nafsu makan. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap riwayat pengobatan pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui bahwa pasien mengonsumsi kapsul Caroll SP. Caroll SP merupakan salah satu jenis jamu yang tersedia di pasaran dan mengandung beberapa bahan kimia obat (BKO) seperti heksamin, natrium salisilat, dan asam nikotinat. Natrium salisilat termasuk dalam golongan obat salisilat dan memiliki efek samping potensial terhadap kerusakan hati (hepatotoksik) jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Sementara itu, asam nikotinat digunakan secara off-label sebagai obat penurun trigliserida dan kolesterol total dengan efek samping utama berupa penumpukan lemak dalam kantung empedu, yang dikenal sebagai cholestatic (Widodo, Rohman, & Sismindari, 2019).

            Hasil skor RUCAM adalah +5 yang diperoleh melalui perhitungan rasio. Rasio perhitungan menghasilkan angka 18,35, dengan perbandingan nilai ALP yang mencapai 5 kali lipat di atas nilai normal. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan obat Supercaroll pada pasien menyebabkan kerusakan hepatoseluler (kerusakan sel hati). Kerusakan sel hati jangka panjang mengganggu proses metabolisme lemak di dalam hati dan mengakibatkan penumpukan lemak dalam kantung empedu, yang pada gilirannya memicu kondisi kolestatik pada pasien yang juga merupakan efek samping dari penggunaan asam nikotinat. Selain itu, kebiasaan konsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama juga menjadi salah satu faktor pemicu kerusakan sel hati.

            Pasien diberikan pengobatan berupa vitamin B6 dan curcumin. Vitamin B6 digunakan secara off-label sebagai pengobatan untuk kondisi cholestatic dengan cara mengurai lemak dalam kantung empedu, sehingga membantu mengurangi gejala dan mempromosikan pemulihan pasien dari keadaan kolestatik. (Kobayasi, et al., 2021). Curcumin, di sisi lain, berfungsi sebagai zat yang melindungi hati (hepatoprotektor) untuk memulihkan kondisi sel hati yang telah mengalami kerusakan pada pasien. (EASL, 2019). Berdasarkan analisis yang kritis terhadap literatur oleh Masoud et al. pada tahun 2020, dosis curcumin sebesar 1 g/hari telah terbukti efektif dalam mengelola kerusakan hati, dengan rasio kesembuhan mencapai 1:10. Dengan meningkatnya dosis ini, diharapkan pasien dapat mengurangi biaya cost of illness dan memperpendek durasi perawatan di rumah sakit.

            Berdasarkan panduan EASL 2019 mengenai DILI (Drug Induced Liver Injury), disarankan untuk melakukan pemantauan kondisi hati pasien setiap 2 minggu sekali. Rekomendasi ini memberikan pedoman bagi dokter untuk melakukan analisis hati secara berkala guna memantau perkembangan pengobatan pasien. Sebagai seorang apoteker, selain terapi dan pemantauan, penting juga untuk memberikan edukasi kepada pasien sebagai tindakan preventif dan promosi kesehatan guna mencegah terjadinya kekambuhan kerusakan hati. Edukasi ini meliputi penghentian konsumsi obat Caroll SP dan alkohol, yang diketahui sebagai penyebab DILI. Tindakan ini sesuai dengan literatur tatalaksana praktis dalam penanganan DILI tahun 2019, terutama pada kasus di mana nilai ALT pasien telah melebihi 8 kali batas atas normal (EASL, 2019).

 

Selain mengalami DILI, pasien juga mengalami nyeri perut akut yang merupakan gejala awal dan berkaitan dengan perkembangan penyakit DILI. Kemungkinan terdekat adalah adanya penyumbatan dan inflamasi pada kantung empedu yang disertai dengan kerusakan sel hati. Untuk mengatasi nyeri perut ini, berdasarkan literatur Cianula et al. tahun 2021, salah satu terapi yang dianjurkan adalah menggunakan NSAID seperti ketoprofen atau opioid analgesik seperti tramadol IV dengan dosis 50 mg untuk nyeri akut. Penggunaan obat ini perlu dipantau oleh apoteker dan dokter karena ada risiko ketergantungan pada pasien (Minkowitz et al., 2020).

 

Pasien juga mengalami mual selama 4 hari berturut-turut yang perlu ditangani. Dokter meresepkan ondansetron untuk mengatasi mual tersebut. Namun, ondansetron sebenarnya digunakan sebagai antiemetik pascaoperasi dan pasca kemoterapi, sehingga kurang cocok jika digunakan sebagai obat untuk mual. Rekomendasi terapi adalah mengganti ondansetron dengan granisetron dengan beberapa pertimbangan tertentu. Selain itu, ditemukan masalah penggunaan ceftriaxone dalam penanganan infeksi pada pasien. Berdasarkan data yang ada, direkomendasikan untuk menggantinya dengan cefotaxime guna mengurangi risiko kerusakan hati karena diketahui ceftriaxone berpotensi menyebabkan DILI (Drug Induced Liver Injury) dan termasuk dalam golongan obat yang dapat menyebabkan kerusakan hati (DILI) (Livertox, 2019).

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

EASL. (2019). EASL Clinical Practice Guidelines: Drug-induced liver injury. Journal of Hepatology, 1-40.

Kobayasi, T., Kessoku, T., Ozaki, A., Iwaki, M., Ogawa, Y. H., Imajo, K., . . . Nakajima, A. (2021). Vitamin B6 Efficacy in the treatment of non alcoholic fatty liver disease : An open Label, Single Arm, Single Center Trial. Journal Clin Biochemical, 181-186.

Livertox. (2019). Roussel Uclaf Causality Assessment Method (RUCAM) in Drug Induced Liver Injury. London: Bethesda (MD): National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Retrieved from Pubmed.

Teschke, R. (2019). Idiosyncratic DILI: Analysis of 46,266 Cases Assessed for Causality by RUCAM and Published From 2014 to Early 2019. Front Pharmacol, 730.

Widodo, H., Rohman, A., & Sismindari. (2019). Pemanfaatan Tumbuhan Famili Fabaceae untuk Pengobatan Penyakit Liver oleh Pengobat Tradisional Berbagai Etnis di Indonesia . Media Litbangkes, 65 - 88.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembahasan FTS Steril : Injeksi Rekonstitusi

10 Website Jurnal Kesehatan Indonesia Gratis : Website Jurnal Kesehatan, Jurnal Kesehatan dengan Biaya Publikasi Gratis

Handbook Pharmacotheraphy : Panduan Lengkap untuk Praktisi dan Mahasiswa Kesehatan